Mungkin, buat sebagian orang bekerja freelance itu adalah sebuah pilihan dimana mereka tidak bisa meninggalkan satu sisi dalam hidupnya.
Sebelum masuk ke tips, mungkin ada baiknya gue jabarin dulu apa sih enaknya freelance untuk status mahasiswa kayak gue begini?
Nih enaknya freelance :
Nih enaknya freelance :
- Bisa kerja dimana aja dan kapan aja!Yaiyalah, namanya juga FREE. Bukan dalam arti gak di bayar loh ya. Maksudnya ya gue bisa kerja kapanpun dan dimanapun. Gak perlu rapi, gak perlu masuk kantor, gak perlu pake dasi, kemeja, atau apalah. Kerja pake kolor dirumah sambil ngupi pun jadi! Asalkan hasil pekerjaan lo sesuai dengan requirement dan batas waktu yang udah di tentukan!
- Bisa terima lebih dari 1 project!Buat temen2 yang masih baru sih, ini gak disaranin. Apalagi buat yang ga bisa kerja gercep,lebih baik jangan! Tapi kalo udah biasa, pasti enak banget bisa dapet kerjaan lebih dari 1 project dalam satu waktu. Giliran kerja selesai tinggal oncang2 kaki nungguin duit di transper!~
- Penentu harga!As a freelancer, kita berhak menentukan berapa tarif kita, berapa kita harus di bayar. Walaupun tetep ada negosiasi nantinya. Tapi ya semakin banyak pengalaman lo, tentunya semakin mahal juga harga lo.
Enak kan ya kerja freelance itu? Tapi, dibalik itu semua tetep ada gak enaknya kerja freelance KALO emang dari awalnya itu udah salah. Makanya disini gue mau bagi2 tips supaya temen2 pada gak salah memulai project freelance itu sendiri..
Mari disimak tips nyah~
- Surat Perjanjian Kerja!Iya, ini salah satu hal penting untuk memulai pekerjaan freelance. Walaupun penting, ada beberapa orang yang mengabaikan point nomor 1 ini. Biasanya sih emang males bikin yang kayak begini2an. Padahal ini penting banget.
Apa pentingnya? SPK (Surat Perjanjian Kerja) itu penting, dimana di surat itu seharusnyadijabarkan seberapa jauh kita bekerja, seberapa lama kita bekerja, dan kapan saja kita akan dibayar.
Gak usah terlalu formal, yang penting semuanya jelas, dan ada tanda tangan antara kedua pihak disana. Jangan lupa materai agar resmi. - Bicarakan masalah pembayaran.Gak usah malu atau gak enak ngomongin hal yang satu ini. Gak bisa boong deh kalo masalah duit itu emang paling sensitif sebenernya. Jadi, ada baiknya omongin masalah pembayaran sejak awal. Kapan pembayaran akan dibayarkan? Apakah diakhir project, atau bagaimana silahkan di diskusikan.
Dalam beberapa kasus, bisa dibuat seperti ini.
Misal : 10% di awal project sebagai tanda jadi. 40% di pertengahan project ketika berjalan. 50% ketika finishing. - Tentukan batasan2 pekerjaan!Iya, ada kaitannya dengan poin nomor 2 diatas. Tentukan batasan pekerjaan lo itu sampe mana. Ketika lo mencapai batas itu, silahkan berhenti dan tagihlah uang finishing. Masalah revisi silahkan di belakangi. Revisi itu berbeda dengan pekerjaan inti. Revisi biasa dilakukan ketika pekerjaan selesai. Yang gue maksud revisi disini adalah revisi besar ya, kalo revisi kecil seperti salah ketik atau apalah, itu mah kerjain aja. Toh gampang kan?
- Bekerjalah bertahap!Masih berkaitan dengan poin 2 dan poin 3.
Beri batasan untuk setiap pekerjaan. Dan berhentilah pada batasan itu lalu tagih uang disana.
Gue kasih contoh kasus aja kali ya biar enak..
Begini nih misalnya. Gue nerima tawaran project untuk membangun sebuah website. Goal pada projectnya adalah ketika project itu publish hingga di upload ke server. Maka yang perlu di bahas adalah sebagai berikut :
Begini nih misalnya. Gue nerima tawaran project untuk membangun sebuah website. Goal pada projectnya adalah ketika project itu publish hingga di upload ke server. Maka yang perlu di bahas adalah sebagai berikut :
- Berapa harga yang harus di bayarkan.
- Tentukan batasan pekerjaan. In case pembuatan website dimulai dari 0, bisa gue pecah menjadi seperti berikut :
- Pembuatan layout/themes/prototype.
- Pembuatan engine/system.
- Proses uploading ke server.
Jika sudah ditentukan batasan tersebut, maka - Tentukan metode pembayaran. Dengan kasus seperti ini, bisa aja gue tentuin metode pembayaran seperti ini :
- 10% uang muka (di awal sebelum project di mulai).
- 20% ketika layout/themes disetujui.
- 50% ketika engine/system sudah berjalan di local server dan sesuai dengan requirement.
- 20% ketika website publish di online server (finishing).
Dengan begitu, berarti ada 2 step lo bisa berhenti.
Ketika lo selesai mengerjakan themes dan di setujui, silahkan berhenti dan tagih uang 20% dari nilai project.
Begitu juga setelah engine/system sudah berjalan. Silahkan berhenti dan tagih uang 50% dari nilai project.
Ketika lo selesai mengerjakan themes dan di setujui, silahkan berhenti dan tagih uang 20% dari nilai project.
Begitu juga setelah engine/system sudah berjalan. Silahkan berhenti dan tagih uang 50% dari nilai project.
Kenapa harus begitu?
Pengalaman gue selama lebih dari 2 tahun bekerja seperti ini, selalu bermasalah dengan yang namanya pembayaran. Pernah di satu project gue maen kerjain 2 project dari dia sekaligus, padahal project pertama itu belum di bayar sama sekali. Alhasil pas project ke 2 selesai pun gue blm di bayar, dan gue baru dapet payment dari project itu setelah menunggu selama 6 bulan. Keren kan?
Pengalaman gue selama lebih dari 2 tahun bekerja seperti ini, selalu bermasalah dengan yang namanya pembayaran. Pernah di satu project gue maen kerjain 2 project dari dia sekaligus, padahal project pertama itu belum di bayar sama sekali. Alhasil pas project ke 2 selesai pun gue blm di bayar, dan gue baru dapet payment dari project itu setelah menunggu selama 6 bulan. Keren kan?
Terus untuk masalah batasan pekerjaan, banyak kasus dari gue dan temen2 gue yang kerja freelance lainnya itu, kalo emang ga ada batasan2 yang ditentukan dari awal, biasanya suka ada client yang rese. Di awal itu dia bilang pekerjaan sampe C misalnya. Tapi nanti begitu pekerjaan lo udah mendekati C itu sendiri, dia bakal ngegeser jadi ke D, dan begitu seterusnya sampe Z. Padahal kalo dipikir2, kalo dia dari awal bilang kalo project sampe Z itu nilai project bisa gede banget. Tapi karena dia bilang sampe C doang, makanya nilai projectnya cenderung kecil, tapi karena lo gak tentuin batasan2 pekerjaan itu sendiri, akhirnya dia dapet sampe Z dan lo di bayar cuma sampe C. Rugi kan? Rugi waktu sama rugi bacot :|
Kenapa harus pake surat perjanjian?
Gampangnya gini, kalo misalnya client dari awal bilang batasan pekerjaan sampe C, dan suatu hari dia seolah pengen ngegeser jadi ke D, tinggal sodorin aja itu surat perjanjian kerja, biar dia baca dan biar dia sadar kalo perjanjian kerjanya itu batasannya sampe mana. Jadi dia gak seenaknya.
Gampangnya gini, kalo misalnya client dari awal bilang batasan pekerjaan sampe C, dan suatu hari dia seolah pengen ngegeser jadi ke D, tinggal sodorin aja itu surat perjanjian kerja, biar dia baca dan biar dia sadar kalo perjanjian kerjanya itu batasannya sampe mana. Jadi dia gak seenaknya.
Semoga bisa jadi acuan buat temen2 yang mau kerja freelance. Dan buat temen2 yang udah kerja freelance, silahkan share pengalamannya :)
Terima kasih sharingnya mas sangat bagus sekali ...
BalasHapusoya mau nambahkan saja , untuk situs referensi yang lain mungkin bisa juga buka https://www.sribulancer.com/id/ , situs freelance bahasa indonesia
Artikelnya bermanfaat banget (y)
BalasHapus